Sabtu, 30 November 2013

DEMAM


Demam bukan merupakan suatu penyakit, tetapi hanyalah merupakan gejala dari suatu penyakit. Suhu tubuh normal adalah 370C. Apabila suhu tubuh lebih dari  37,20C pada pagi hari dan lebih dari 37,70C pada sore hari berarti demam. Kenaikan suhu 380C pada anak di bawah lima tahun dapat menimbulkan kejang dengan gejala antara lain: tangan dan kaki kejang, mata melihat ke atas, gigi dan mulut tertutup rapat, serta penurunan kesadaran. Keadaan demikian segera ke dokter. 
A. Gejala-gejala 
- Kepala, leher dan tubuh akan terasa panas, sedang tangan dan kaki dingin 
- Mungkin merasa kedinginan dan menggigil bila suhu meningkat dengan cepat
B. Penyebab Demam 
Umumnya disebabkan oleh infeksi dan non infeksi. Penyebab infeksi antara lain kuman, virus, parasit, atau mikroorganisme lain. Contoh : radang tenggorokan, cacar air, campak, dan lain-lain. Penyebab non infeksi antara lain dehidrasi pada anak dan lansia, alergi, stres, trauma, dan lain-lain.
C. Hal Yang Dapat Dilakukan
 - Istirahat yang cukup.  
 - Minum air yang banyak. 
 - Usahakan makan seperti biasa, meskipun nafsu makan berkurang .
 - Periksa suhu tubuh setiap 4 jam. 
 - Kompres dengan air hangat 
 - Hubungi dokter bila suhu sangat tinggi (diatas 380C), terutama pada anak- anak. 
  
Petunjuk penggunaan termometer :
 -  Kocok termometer sebelum mengukur sampai air raksa turun di bawah tanda    35 oC - Termometer ditaruh di bawah lidah selama 1 menit atau di bawah lipatan lengan (ketiak) selama 4 menit pada orang dewasa dan anak-anak. Suhu normal di bawah lipatan lengan (ketiak) adalah 36,5 oC. Untuk mendapatkan suhu yang setara dengan suhu mulut, tambahkan 0,5 oC pada suhu yang terbaca.
 - Cuci termometer sebelum dan sesudah dipakai. 

Kapan harus ke dokter 
- Bila seorang bayi menderita panas 
- Bila demam lebih dari  39 oC (pada anak-anak 38.5 oC) dan tidak bisa turun dengan parasetamol atau kompres. 
- Bila demam tidak berkurang setelah 2 hari 
- Bila demam disertai dengan kaku leher 
- Bila disertai gejala-gejala lain yang berkaitan dengan demam seperti : ruam kulit, sakit tenggorokan berat, batuk dengan dahak berwarna hijau, sakit telinga, sakit perut, diare, sakit bila buang air kecil atau terlalu sering buang air kecil, bintik-bintik merah pada kulit, kejang, pingsan 
-  Bila terjadi demam setelah melahirkan atau keguguran
D. Obat Yang Dapat Digunakan 
Obat yang dapat digunakan untuk mengatasi keluhan demam yaitu:
1.  Parasetamol/Asetaminofen
 a. Kegunaan obat  Menurunkan demam, mengurangi rasa sakit
 b. Hal yang harus diperhatikan 
 - Dosis harus tepat, tidak berlebihan, bila dosis berlebihan dapat menimbulkan gangguan fungsi hati dan ginjal. 
- Sebaiknya diminum setelah makan 
- Hindari penggunaan campuran obat demam lain karena dapat menimbulkan overdosis.
- Hindari penggunaan bersama dengan alkohol karena  meningkatkan risiko gangguan fungsi hati. - Konsultasikan ke dokter atau Apoteker untuk penderita gagal ginjal. 
c. Kontra Indikasi  Obat demam tidak boleh digunakan pada : 
penderita gangguan fungsi hati 
penderita yang alergi terhadap obat ini 
pecandu alkohol
 d. Bentuk sediaan Tablet 100 mg Tablet 500 mg Sirup 120 mg/5ml e. 
Aturan pemakaian
Dewasa  : 1 tablet (500 mg) 3 – 4 kali sehari, (setiap 4 – 6 jam)
Anak    :  o 0 – 1 tahun    : ½ - 1 sendok teh sirup, 3–4 kali sehari (setiap 4 – 6 jam) o 1 – 5 tahun : 1 – 1 ½ sendok teh sirup, 3 – 4 kali sehari (setiap 4 – 6 jam) o 6-12 tahun : ½ - 1 tablet (250-500 mg), 3 – 4 kali sehari (setiap 4 – 6 jam) 

2. Asetosal (Aspirin)
 a. Kegunaan obat  Mengurangi rasa sakit, menurunkan demam, antiradang
 b. Hal yang harus diperhatikan
 - Aturan pemakaian harus tepat, diminum setelah makan atau bersama makanan untuk mencegah nyeri dan perdarahan lambung. 
- Konsultasikan ke dokter atau Apoteker bagi penderita gangguan fungsi ginjal atau hati, ibu hamil, ibu menyusui dan dehidrasi 
 - Jangan diminum bersama dengan minuman beralkohol karena dapat meningkatkan risiko perdarahan lambung.
- Konsultasikan ke dokter atau Apoteker bagi penderita yang menggunakan obat hipoglikemik, metotreksat, urikosurik, heparin, kumarin, antikoagulan, kortikosteroid,  fluprofen,  penisilin dan vitamin C.
c. Kontra Indikasi Tidak boleh digunakan pada:  
- Penderita alergi termasuk asma 
- Tukak lambung (maag) dan sering perdarahan di bawah kulit 
 - Penderita hemofilia dan trombositopenia 
d. Efek samping 
- Nyeri lambung, mual, muntah 
- Pemakaian dalam waktu lama dapat menimbulkan tukak dan perdarahan lambung
e. Bentuk Sediaan  Tablet 100 mg Tablet 500 mg
f. Aturan pemakaian
Dewasa :  500 mg setiap 4 jam (maksimal selama 4 hari) 
Anak     :  2 – 3   tahun   : ½ - 1 ½ tablet 100 mg, setiap 4 jam    4 – 5   tahun   : 1 ½ - 2 tablet 100 mg, setiap 4 jam    6 – 8   tahun   : ½ - ¾ tablet 500 mg, setiap 4 jam    9 – 11 tahun   : ¾ - 1 tablet 500 mg, setiap 4 jam    > 11 tahun      : 1 tablet 500 mg, setiap 4 jam 

3.  Ibuprofen (Lihat Bab Nyeri) 


Baca Artikel Yang Lain:
A. Demam
B. Flu
C. Batuk

FLU


Flu adalah suatu infeksi saluran pernapasan atas. Orang dengan daya tahan tubuh yang tinggi biasanya sembuh sendiri tanpa obat. Pada anak-anak, lanjut usia dan orang yang memiliki daya tahan tubuh rendah lebih cenderung menderita komplikasi seperti infeksi bakteri sekunder. Flu ditularkan melalui percikan udara pada saat batuk, bersin, dan tangan yang tidak dicuci setelah kontak dengan cairan hidung/mulut.
  
 A. Gejala-gejala 
- Demam, sakit kepala, nyeri otot 
- Mata berair
- Batuk, bersin, hidung berair 
- Sakit tenggorokan
B. Penyebab  
- Infeksi saluran pernapasan bagian atas oleh virus influenza
C  Hal Yang Dapat Dilakukan  
- Istirahat yang cukup 
- Meningkatkan gizi makanan dengan protein dan kalori yang tinggi 
- Minum air yang banyak dan makan buah segar yang banyak mengandung vitamin
 - Minum obat flu untuk mengurangi gejala/keluhan - Periksa ke dokter bila gejala menetap sampai lebih dari 3 hari
D. Obat Yang Dapat Digunakan 
 1. Antihistamin Antihistamin dapat menghambat kerja histamin yang menyebabkan terjadinya reaksi alergi. Obat yang tergolong antihistamin antara lain: Klorfeniramin maleat/klorfenon/CTM, Difenhidramin HCl.   
a.  Kegunaan obat : Anti alergi  
b. Hal yang harus diperhatikan : 
• Hindari dosis melebihi yang dianjurkan 
• Hindari penggunaan bersama minuman beralkohol atau obat tidur
• Hati-hati pada penderita glaukoma dan hipertropi prostat atau minta saran dokter 
• Jangan minum obat ini bila akan mengemudikan kendaraan dan menjalankan mesin 
c.  Efek samping 
• Mengantuk, pusing, gangguan sekresi saluran napas  
• Mual dan muntah (jarang) d. Aturan pemakaian  Klorfenon / klorfeniramin maleat (CTM) 
• Dewasa :  1 tablet (2 mg) setiap 6-8 jam
 • Anak        :  < 12 tahun ½ tablet (12,5 mg) setiap 6-8 jam  Difenhidramin HCl • Dewasa :  1-2 kapsul (25-50 mg) setiap 8 jam  • Anak  :  ½ tablet (12,5 mg) setiap 6-8 jam 
 
 2.  Oksimetazolin (tetes hidung)
 a.   Kegunaan obat Mengurangi sekret hidung yang menyumbat 
 b.  Hal yang harus diperhatikan: 
 • Hindari dosis melebihi yang dianjurkan 
 • Hati-hati sewaktu meneteskan ke hidung, dosis tepat dan masuknya ke lubang hidung harus tepat, jangan mengalir keluar atau tertahan.
 • Tidak boleh digunakan lebih dari 7-10 hari 
 • Segera minum setelah menggunakan obat, karena air dapat mengencerkan obat yang tertelan.
 • Ujung botol obat dibilas dengan air panas setiap kali dipakai.  
 c.  Efek samping 
 • Merusak mukosa hidung karena hidung tersumbat makin parah
 • Rasa terbakar, kering, bersin, sakit kepala, sukar tidur, berdebar. 
d.  Kontra Indikasi Obat tidak boleh digunakan pada: 
• Anak berumur di bawah 6 tahun, karena efek samping yang timbul lebih parah. 
• Ibu hamil muda 
e. Aturan pemakaian  
• Dewasa dan anak diatas 6 tahun : 2-3 tetes/semprot oksimetazolin 0,05% setiap lubang hidung 
• Anak : 2-5 tahun : 2-3 tetes/semprot oksimetazolin 0,025% setiap lubang hidung. 
• Obat digunakan pada pagi dan menjelang tidur malam, tidak boleh lebih dari 2 kali dalam 24 jam.

 3. Dekongestan oral Dekongestan mempunyai efek mengurangi hidung tersumbat. Obat dekongestan oral antara lain : Fenilpropanolamin, Fenilefrin, Pseudoefedrin dan Efedrin. Obat tersebut pada umumnya merupakan salah satu komponen dalam obat flu. 
 a. Kegunaan Obat  Mengurangi hidung tersumbat  
 b. Hal yang harus diperhatikan Hati-hati pada penderita diabet juvenil karena dapat meningkatkan kadar gula darah, penderita tiroid, hipertensi, gangguan jantung dan penderita yang menggunakan antidepresi. Mintalah saran dokter atau Apoteker. 
c. Kontra Indikasi Obat tidak boleh digunakan pada penderita insomnia (sulit tidur), pusing, tremor, aritmia dan penderita yang menggunakan MAO (mono amin oksidase) inhibitor.  
d. Efek samping
 • Menaikkan tekanan darah  
 • Aritmia  terutama  pada penderita penyakit jantung dan pembuluh darah. 
e. Aturan pemakaian Fenilpropanolamina Dewasa    :  maksimal 15 mg per takaran 3-4 kali sehari Anak-anak 6-12 tahun   :  maksimal 7,5 mg per takaran 3-4 kali sehari 
Fenilefrin Dewasa    :  10 mg, 3 kali sehari Anak- anak 6 – 12 tahun : 5 mg, 3 kali sehari 
Pseudoefedrin Dewasa    : 60 mg, 3 – 4 kali sehari Anak-anak 2-5 tahun  : 15 mg, 3 - 4 kali sehari                    6-12 tahun    : 30 mg, 3 - 4 kali sehari 
Efedrin Dewasa  : 25 – 30 mg, setiap 3 – 4 jam Anak-anak : sehari 3 mg/kg berat badan, dibagi dalam 4 – 6 dosis yang sama 

4. Antitusif/ekspektoran (lihat Bab Batuk) 
5. Antipiretik dan Analgesik (Obat penurun panas dan penghilang rasa nyeri, lihat bab Demam)



Baca Artikel Yang Lain:
A. Demam
B. Flu
C. Batuk

BATUK


Batuk merupakan refleks yang terangsang oleh iritasi paru-paru atau saluran pernapasan. Bila terdapat benda asing selain udara yang masuk atau merangsang saluran pernapasan, otomatis akan batuk untuk mengeluarkan atau menghilangkan benda tersebut. Batuk biasanya merupakan gejala infeksi saluran  pernapasan  atas (misalnya batuk-pilek, flu) dimana sekresi hidung dan dahak merangsang saluran pernapasan. Batuk juga merupakan cara untuk menjaga jalan pernapasan tetap bersih. Ada dua jenis batuk yaitu batuk berdahak dan batuk kering. Batuk berdahak adalah batuk yang disertai dengan keluarnya dahak dari batang tenggorokan. Batuk kering adalah batuk yang tidak disertai keluarnya dahak.

 A. Gejala-gejala 
- Pengeluaran udara dari saluran pernapasan secara kuat, yang mungkin disertai dengan pengeluaran dahak 
- Tenggorokan sakit dan gatal
 B. Penyebab  Batuk dapat disebabkan oleh beberapa hal antara lain :
a. Infeksi Produksi dahak yang sangat banyak karena infeksi saluran pernapasan. Misal flu, bronkhitis, dan penyakit yang cukup serius meskipun agak jarang yaitu pneumonia, TBC dan kanker paru-paru.
b.  Alergi - Masuknya benda asing secara tidak sengaja ke dalam saluran pernapasan .  Misal : debu, asap, cairan dan makanan - Mengalirnya cairan hidung ke arah tenggorokan dan masuk ke saluran pernapasan   Misal : rinitis alergika, batuk pilek - Penyempitan saluran pernapasan misal pada asma
C. Hal Yang Dapat Dilakukan 
1. Minum banyak cairan (air atau sari buah) akan menolong membersihkan tenggorokan, jangan minum soda atau kopi.
2. Hentikan kebiasaan merokok 
3. Hindari makanan yang merangsang tenggorokan (makanan dingin atau berminyak) dan udara malam. 
4. Madu dan tablet hisap pelega tenggorokan dapat menolong meringankan iritasi tenggorokan dan dapat membantu mencegah batuk kalau tenggorokan anda kering atau pedih. 
5. Hirup uap air panas (dari semangkuk air panas) untuk mencairkan sekresi hidung yang kental supaya mudah dikeluarkan. Dapat juga ditambahkan sesendok teh balsam/minyak atsiri untuk membuka sumbatan saluran pernapasan.
6. Minum obat batuk yang sesuai
7. Bila batuk lebih dari 3 hari belum sembuh segera ke dokter 
8. Pada bayi dan balita bila batuk disertai napas cepat atau sesak harus segera dibawa ke dokter atau pelayanan kesehatan.
  
D. Obat Yang Dapat Digunakan         
 Obat batuk dibagi menjadi 2 yaitu ekspektoran (pengencer dahak) dan antitusif (penekan batuk) 
A. Obat Batuk Berdahak (Ekspektoran)  
1.  Gliseril Guaiakolat
 a. Kegunaan obat   Mengencerkan lendir saluran napas 
 b. Hal yang harus diperhatikan : Hati-hati atau minta saran dokter untuk penggunaan bagi anak di bawah 2 tahun dan ibu hamil.   
 c.  Aturan pemakaian • Dewasa : 1-2 tablet (100 -200 mg), setiap 6 jam atau 8 jam sekali • Anak      : 2-6 tahun : ½ tablet (50 mg) setiap 8 jam  6-12 tahun  : ½ - 1 tablet (50-100 mg) setiap 8 jam
 
2.  Bromheksin
 a. Kegunaan obat  Mengencerkan lendir saluran napas.
 b. Hal yang harus diperhatikan   Konsultasikan ke dokter atau Apoteker untuk penderita tukak lambung dan wanita hamil 3 bulan pertama. 
 c. Efek samping Rasa mual, diare dan perut kembung ringan d. Aturan pemakaian Dewasa  : 1 tablet (8 mg) diminum 3 x sehari (setiap 8 jam) Anak   : Di atas 10 tahun: 1 tablet (8 mg) diminum 3 kali sehari (setiap 8      jam)  5-10 tahun : 1/2 tablet (4 mg) diminum 2 kali sehari (setiap 8 jam) 

3.   Kombinasi Bromheksin dengan Gliseril Guaiakolat
 a. Kegunaan obat Mengencerkan lendir saluran napas
 b.  Hal yang harus diperhatikan :
 • Konsultasikan ke dokter atau Apoteker bagi anak di bawah 2 tahun.
 • Konsultasikan ke dokter atau Apoteker bagi penderita tukak lambung. 
 • Konsultasikan ke dokter atau Apoteker bagi  ibu hamil.
 c. Efek samping 
• Rasa mual, diare, kembung ringan. 

4.   Obat Batuk Hitam (OBH)      
  Dosis : Dewasa : 1 sendok makan (15 ml) 4 x sehari (setiap 6 jam)  
  Anak : 1 sendok teh (5 ml) 4 x sehari (setiap 6 jam)   
           
B. Obat Penekan Batuk (Antitusif)
1. Dekstrometorfan HBr (DMP HBr)
 a. Kegunaan obat  Penekan batuk cukup kuat kecuali untuk batuk akut yang berat 
 b. Hal yang harus diperhatikan 
 • Hati-hati atau minta saran dokter untuk penderita hepatitis
 • Jangan minum obat ini bersamaan obat penekan susunan syaraf pusat
 • Tidak digunakan untuk menghambat keluarnya dahak
 c. Efek samping 
• Efek samping jarang terjadi. Efek samping yang dialami ringan seperti mual dan pusing 
• Dosis terlalu besar dapat menimbulkan depresi pernapasan 
d. Aturan pemakaian 
• Dewasa  :  10-20 mg setiap 8 jam 
• Anak  :    5-10 mg setiap 8 jam • Bayi  :   2,5-5 mg setiap 8 jam 

2. Difenhidramin HCl
 a. Kegunaan obat  Penekan batuk dan mempunyai efek antihistamin (antialergi) 
 b. Hal yang harus diperhatikan - Karena menyebabkan kantuk, jangan mengoperasikan mesin selama meminum obat ini - Konsultasikan ke dokter atau Apoteker untuk penderita asma, ibu hamil, ibu menyusui dan bayi/anak. 
 c. Efek Samping Pengaruh pada kardiovaskular dan SSP seperti sedasi, sakit kepala, gangguan psikomotor, gangguan darah, gangguan saluran cerna, reaksi alergi, efek antimuskarinik seperti retensi urin, mulut kering, pandangan kabur dan gangguan saluran cerna, palpitasi dan aritmia, hipotensi, reaksi hipersensitivitas, ruam kulit, reaksi fotosensitivitas, efek ekstrapiramidal, bingung, depresi, gangguan tidur, tremor, konvulsi, berkeringat dingin, mialgia, paraestesia, kelainan darah, disfungsi hepar, dan rambut rontok.
d. Aturan Pemakaian 
 • Dewasa :  1-2 kapsul (25-50 mg) setiap 8 jam 
 •  Anak :  ½ tablet (12,5 mg) setiap 6-8 jam



Baca Artikel Yang Lain:
A. Demam
B. Flu
C. Batuk

Dosis


Dosis merupakan aturan pemakaian yang menunjukkan jumlah gram atau volume dan frekuensi pemberian obat untuk dicatat sesuai dengan umur dan berat badan pasien.  - Gunakan obat tepat waktu sesuai aturan pemakaian. Contoh :
 • Tiga kali sehari berarti obat diminum setiap 8 jam sekali 
• Obat diminum sebelum atau sesudah makan
• Jika menggunakan obat-obat bebas, ikuti petunjuk pada kemasan atau brosur/leaflet - Bila terlupa minum obat
 • Minumlah dosis yang terlupa segera setelah ingat, tetapi jika hampir mendekati dosis berikutnya, maka abaikan dosis yang terlupa dan kembali ke jadwal selanjutnya sesuai aturan.
 • Jangan menggunakan dua dosis sekaligus atau dalam waktu yang berdekatan.

Hal-hal yang harus Diperhatikan
 1. Kemasan/wadah Harus tersegel dengan baik, tidak rusak, tidak berlubang, tanggal kadaluarsa   jelas terbaca.
  2. Penandaan pada wadah
 - Baca zat berkhasiat dan manfaatnya
 - Baca aturan pakainya, misalnya sebelum atau sesudah makan
 - Untuk pencegahan overdosis, jangan minum obat 2 kali dosis bila  sebelumnya lupa minum obat
 - Baca kontraindikasinya  Misalnya: tidak boleh diminum oleh ibu hamil/menyusui
 - tidak boleh diminum oleh penderita gagal ginjal
- Baca efek samping yang mungkin timbul
- Baca cara penyimpanannya
   3. Bila ragu tanyakan pada Apoteker

Tanggal Kadaluarsa

      Tanggal kadaluarsa menunjukkan bahwa sampai dengan tanggal yang dimaksud, mutu dan kemurnian obat dijamin masih tetap memenuhi syarat. Tanggal kadaluarsa biasanya dinyatakan dalam bulan dan tahun.  Obat rusak merupakan obat yang mengalami perubahan mutu, seperti :
1. Tablet  - Terjadinya perubahan warna, bau atau rasa - Kerusakan berupa noda, berbintik-bintik, lubang, sumbing, pecah, retak dan atau terdapat benda asing, jadi bubuk dan lembab - Kaleng atau botol rusak
2. Tablet salut - Pecah-pecah, terjadi perubahan warna - Basah dan lengket satu dengan lainnya
- Kaleng atau botol rusak sehingga menimbulkan kelainan fisik
3. Kapsul - Perubahan warna isi kapsul - Kapsul terbuka, kosong, rusak atau melekat satu sama lain 4. Cairan - Menjadi keruh atau timbul endapan - Konsistensi berubah - Warna atau rasa berubah - Botol plastik rusak atau bocor

Cara Penyimpanan Obat

1. Simpan obat dalam kemasan asli dan dalam wadah tertutup rapat.
2. Simpan obat pada suhu kamar dan terhindar dari sinar matahari langsung atau seperti yang tertera pada kemasan.
3. Simpan obat ditempat yang tidak panas atau tidak lembab karena dapat menimbulkan kerusakan.    4. Jangan menyimpan obat bentuk cair dalam lemari pendingin agar tidak beku, kecuali jika tertulis pada etiket obat.
5. Jangan menyimpan obat yang telah kadaluarsa atau rusak.  

Efek Samping Obat

     Efek samping obat adalah setiap respons obat yang merugikan dan tidak  diharapkan yang terjadi karena penggunaan obat dengan dosis atau takaran  normal pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan terapi. Yang perlu diketahui tentang efek samping adalah :
• Baca dengan seksama kemasan atau brosur obat, efek samping yang mungkin timbul. 
Posisi Cara memegang aplikator 
Cara mengambil obat dengan aplikator 
Cara penggunaan
• Untuk mendapatkan informasi tentang efek samping yang lebih lengkap dan apa yang harus dilakukan bila mengalaminya, tanyakan pada Apoteker.
• Efek samping yang mungkin timbul antara lain reaksi alergi gatal-gatal, ruam, mengantuk, mual dan lain-lain. 
• Penggunaan obat pada kondisi tertentu seperti pada ibu hamil, menyusui, lanjut usia, gagal ginjal dan lain-lain dapat menimbulkan efek samping yang fatal, penggunaan obat harus di bawah pengawasan dokter- Apoteker.



 Baca Artikel Lain :

A. Penggolongan Obat
B. Informasi Kemasan, Etiket dan Brosur
C. Tanda peringatan
D. Cara Pemilihan Obat
E. Cara Penggunaan Obat
F. Cara Pemakaian Obat Yang Tepat
G. Efek Samping
 

Cara Pemakaian Obat Yang Tepat

    Obat digunakan sesuai dengan petunjuk penggunaan, pada saat yang tepat dan dalam jangka waktu terapi sesuai dengan anjuran.
a. Petunjuk Pemakaian Obat Oral
 Pemberian obat melalui mulut adalah cara yang paling lazim, karena sangat praktis, mudah dan aman.
  •  Yang terbaik adalah minum obat dengan segelas air

  • Ikuti petunjuk dari profesi pelayan kesehatan (saat makan atau saat perut kosong) 
  •  Obat untuk kerja diperlama (long acting) harus ditelan seluruhnya. Tidak boleh dipecah atau dikunyah 
  • Sediaan cair, gunakan sendok obat atau alat lain yang telah diberi ukuran untuk ketepatan dosis. Jan.gan gunakan sendok rumah tangga.
  • Jika penderita sulit menelan sediaan obat yang dianjurkan oleh dokter minta pilihan bentuk sediaan lain. 
b. Petunjuk Pemakaian obat oral untuk bayi/anak balita
  • Sediaan cair untuk bayi dan balita harus jelas dosisnya, gunakan sendok  takar dalam kemasan obatnya. 
  • Segera berikan minuman yang disukai anak setelah pemberian obat yang terasa tidak enak/pahit, 
c. Petunjuk Pemakaian Obat Tetes Mata
  • Ujung alat penetes jangan tersentuh oleh benda apapun (termasuk mata) dan selalu ditutup rapat setelah digunakan. 
  •  Untuk glaukoma atau inflamasi, petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan harus diikuti dengan benar.  
  • Cara penggunaan adalah cuci tangan, kepala ditengadahkan, dengan jari telunjuk kelopak mata bagian bawah ditarik ke bawah untuk membuka kantung konjungtiva, obat diteteskan pada kantung konjungtiva dan mata ditutup selama 1-2 menit,  jangan mengedip.
  •  Ujung mata dekat hidung ditekan selama 1-2 menit 
  •  Cuci tangan dicuci untuk menghilangkan obat yang mungkin terpapar pada tangan 
     d. Petunjuk  Pemakaian Obat Salep Mata
  • Ujung tube salep jangan tersentuh oleh benda apapun (termasuk mata). 
  • Cuci tangan, kepala ditengadahkan, dengan jari telunjuk kelopak mata bagian bawah ditarik ke bawah untuk membuka kantung konjungtiva, tube salep mata ditekan hingga salep masuk dalam kantung konjungtiva dan mata ditutup selama 1-2 menit. Mata digerakkan ke kiri-kanan, atas-bawah. 
  • Setelah digunakan, ujung kemasan salep diusap dengan tissue bersih (jangan dicuci dengan air hangat) dan wadah salep ditutup rapat.  
  • Cuci tangan untuk menghilangkan obat yang mungkin terpapar pada tangan.   
e. Petunjuk Pemakaian Obat Tetes Hidung
  •  Hidung dibersihkan dan kepala ditengadahkan bila penggunaan obat dilakukan sambil berdiri dan duduk atau penderita cukup berbaring saja. 
  • Kemudian teteskan obat pada lubang hidung dan biarkan selama beberapa menit agar obat dapat tersebar di dalam hidung   
  • Untuk posisi duduk, kepala ditarik dan ditempatkan diantara dua paha 
  • Setelah digunakan, alat penetes dibersihkan dengan air panas dan keringkan dengan tissue bersih.   
f. Petunjuk Pemakaian Obat Semprot Hidung
  • Hidung dibersihkan dan kepala tetap tegak. Kemudian obat disemprotkan ke dalam lubang hidung sambil menarik napas dengan cepat. 
  • Untuk posisi duduk, kepala ditarik dan ditempatkan diantara dua paha
  •  Setelah digunakan, botol alat semprot dicuci dengan air hangat tetapi jangan sampai air masuk ke dalam botol kemudian  dikeringkan dengan tissue bersih.   
g. Petunjuk Pemakaian Obat Tetes Telinga
  •  Ujung alat penetes jangan menyentuh benda apapun termasuk telinga 
  • Cuci tangan sebelum menggunakan obat tetes telinga 
  •  Bersihkan bagian luar telinga dengan ”cotton bud” 
  •  Jika sediaan berupa suspensi, sediaan harus dikocok terlebih dahulu 
  •  Cara penggunaan adalah penderita berbaring miring dengan telinga yang akan ditetesi obat menghadap ke atas. Untuk membuat lubang telinga lurus sehingga mudah ditetesi maka bagi penderita dewasa telinga ditarik ke atas dan ke belakang, sedangkan bagi anak-anak telinga ditarik ke bawah dan ke belakang. Kemudian obat diteteskan dan biarkan selama 5 menit 
  •  Bersihkan ujung penetes dengan tissue bersih.
 h. Petunjuk Pemakaian  Obat Supositoria
  • Cuci tangan, suppositoria dikeluarkan dari kemasan, suppositoria dibasahi dengan air.
  • Penderita berbaring dengan posisi miring dan suppositoria dimasukkan ke dalam rektum. 
  •  Masukan supositoria dengan cara bagian ujung supositoria didorong dengan ujung jari sampai melewati otot sfingter rektal; kira-kira ½ - 1 inchi pada bayi dan 1 inchi pada dewasa. 
  • Jika suppositoria terlalu lembek untuk dapat dimasukkan, maka sebelum digunakan sediaan ditempatkan dalam lemari pendingin selama 30 menit kemudian tempatkan pada air mengalir sebelum kemasan dibuka 
  • Setelah penggunaan suppositoria, tangan penderita dicuci bersih.  
 i. Petunjuk Pemakaian Obat Krim/Salep rektal
  •  Bersihkan dan keringkan daerah rektal, kemudian masukkan salep atau krim secara perlahan ke dalam rektal.
  • Cara lain adalah dengan menggunakan aplikator. Caranya adalah aplikator dihubungkan dengan wadah salep/krim yang sudah dibuka, kemudian Jangan Ditelan, dimasukkan ke dalam rektum dan sediaan ditekan sehingga salep/krim keluar. Buka aplikator dan cuci bersih dengan air hangat dan sabun.
  • Setelah penggunaan, tangan penderita dicuci bersih  
  j. Petunjuk Pemakaian Obat Vagina
  • Cuci tangan sebelum menggunakan obat dan gunakan aplikator sesuai dengan petunjuk penggunaan dari industri penghasil sediaan.  
  • Jika penderita hamil, maka sebelum menggunakan obat sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan profesional perawatan kesehatan. 
  •  Penderita berbaring dengan kedua kaki direnggangkan dan dengan menggunakan aplikator obat dimasukkan ke dalam vagina sejauh mungkin tanpa dipaksakan dan biarkan selama beberapa waktu. 
  • Setelah penggunaan, aplikator dan tangan penderita dicuci bersih dengan sabun dan air hangat.



 Baca Artikel Lain :

A. Penggolongan Obat
B. Informasi Kemasan, Etiket dan Brosur
C. Tanda peringatan
D. Cara Pemilihan Obat
E. Cara Penggunaan Obat
F. Cara Pemakaian Obat Yang Tepat
G. Efek Samping

Cara Penggunaan Obat

 a) Penggunaan obat tidak untuk pemakaian secara terus menerus.
 b) Gunakan obat sesuai dengan anjuran yang tertera pada etiket atau brosur.
 c) Bila obat yang digunakan menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan, hentikan penggunaan dan tanyakan kepada Apoteker dan dokter.
 d) Hindarkan menggunakan obat orang lain walaupun gejala penyakit sama.

Cara Pemilihan Obat

      Untuk menetapkan jenis obat yang dibutuhkan perlu diperhatikan :
a) Gejala atau keluhan penyakit
b) Kondisi khusus misalnya hamil, menyusui, bayi, lanjut usia, diabetes mellitus dan lain-lain.
c) Pengalaman alergi atau reaksi yang tidak diinginkan terhadap obat tertentu.
d) Nama obat, zat berkhasiat, kegunaan, cara pemakaian, efek samping dan interaksi obat yang dapat dibaca pada etiket atau brosur obat.
e) Pilihlah obat yang sesuai dengan gejala penyakit dan tidak ada interaksi obat dengan obat yang sedang diminum.

Tanda peringatan

     Tanda peringatan selalu tercantum pada kemasan obat bebas terbatas, berupa empat persegi panjang berwarna hitam berukuran panjang  5 (lima) centimeter, lebar 2 (dua) centimeter dan memuat pemberitahuan berwarna putih sebagai berikut :



 Baca Artikel Lain :

A. Penggolongan Obat
B. Informasi Kemasan, Etiket dan Brosur
C. Tanda peringatan
D. Cara Pemilihan Obat
E. Cara Penggunaan Obat
F. Cara Pemakaian Obat Yang Tepat
G. Efek Samping

Informasi Kemasan, Etiket dan Brosur






      Sebelum menggunakan obat, bacalah sifat dan cara pemakaiannya pada etiket, brosur atau kemasan obat agar penggunaannya tepat dan aman.  Pada setiap brosur atau kemasan obat selalu dicantumkan:

 • Nama obat
 • Komposisi
 • Indikasi
 • Informasi cara kerja obat
 • Aturan pakai
 • Peringatan (khusus untuk obat bebas terbatas)
 • Perhatian
 • Nama produsen
 • Nomor batch/lot
 • Nomor registrasi  Nomor registrasi dicantumkan sebagai tanda ijin edar absah yang diberikan oleh  pemerintah pada setiap kemasan obat

Penggolongan Obat

 Obat dapat dibagi menjadi 4 golongan yaitu :
1. Obat Bebas 
Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat dibeli tanpa resep dokter. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas adalah lingkaran hijau dengan garis tepi berwarna hitam.  Contoh : Parasetamol
2. Obat Bebas Terbatas 
Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat keras tetapi masih dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter, dan disertai dengan tanda peringatan. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas terbatas adalah lingkaran biru dengan garis tepi berwarna hitam. Contoh : CTM
3. Obat Keras dan Psikotropika 
Obat keras adalah obat yang hanya dapat dibeli di apotek dengan resep dokter. Tanda khusus pada kemasan dan etiket adalah huruf K dalam lingkaran merah dengan garis tepi berwarna hitam.
Contoh : Asam Mefenamat
Obat psikotropika adalah obat keras baik alamiah maupun sintetis  bukan narkotik, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.  Contoh : Diazepam, Phenobarbital  
4. Obat Narkotika
 Obat narkotika adalah obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan menimbulkan ketergantungan.  Contoh : Morfin, Petidin 
Sebelum menggunakan obat, termasuk obat bebas dan bebas terbatas harus diketahui sifat dan cara pemakaiannya agar penggunaannya tepat dan aman. Informasi tersebut dapat diperbolehkan dari etiket atau brosur pada kemasan obat bebas dan bebas terbatas.




 Baca Artikel Lain :

A. Penggolongan Obat
B. Informasi Kemasan, Etiket dan Brosur
C. Tanda peringatan
D. Cara Pemilihan Obat
E. Cara Penggunaan Obat
F. Cara Pemakaian Obat Yang Tepat
G. Efek Samping

Cara Aman Penggunaan Obat Bebas


Secara umum, cara penggunaan obat yang benar adalah sebagai berikut : 
  • Minumlah obat sesuai anjuran, pada waktu yang tepat dan sesuai jangka waktu pengobatan yang telah ditentukan. Penggunaan obat tanpa petunjuk langsung dari dokter hanya boleh untuk penggunaan obat bebas dan obat bebas terbatas serta untuk keadaan atau masalah kesehatan yang ringan. Jika anda menggunakan obat bebas atau obat bebas terbatas, ikutilah aturan yang tercantum pada kemasan kecuali disarankan lain oleh tenaga kesehatan. 
  • Penggunaan obat bebas atau obat bebas terbatas tersebut tidak dimaksudkan untuk penggunaan secara terus-menerus. 
  • Jika anda merasa obat yang digunakan tidak memberikan manfaat atau menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan, segera hubungi tenaga kesehatan terdekat. 
  • Berbagai jenis obat-obat jangan dicampur dalam satu wadah. 
  • Etiket pada wadah obat jangan dibuang karena pada etiket tersebut tertera cara penggunaan dan informasi penggunaan obat yang penting. 
  • Untuk menghindari kesalahan, jangan meminum obat di tempat gelap. Bacalah cara pemakaian sebelum meminum obat juga tanggal kadaluarsanya. 
Sumber : Kemendiknas 



Baca Artikel Lain:
A. Tips Pengobatan Demam Pada Anak
B. Cara Aman Penggunaan Obat Bebas

Perbedaan Jamu OHT dan Fitofarmaka

Perbedaan jamu OHT dan fitofarmaka secara singkat antara lain :
  • Jamu --> Obat tradisional terbukti berkhasiat dan aman berdasarkan bukti empiris turun temurun.
  • OHT --> Obat Tradisional terbukti berkhasiat melalui uji pra-klinis dan teruji aman melalui uji toksisitas, bahan terstandar dan diproduksi secara higienis.
  • Fitofarmaka --> Obat tradisional terbuksi berkhasiat melalui uji pra-klinis dan uji klinis, teruji aman melalui uji toksisitas, bahan terstandar, dan diproduksi secara higienis dan bermutu.


Untuk mengetahui lebih detai tentang JAMU, OBAT HERBAL TERSTANDAR, dan FITOFARMAKA
lihat info selengkapnya klik :



























Baca Artikel Lain :
A. Penggolongan Obat Tradisional
B. Perbedaan Jamu OHT dan Fitofarmaka