Jumat, 06 Desember 2013

Keuntungan dan Kerugian Sediaan Tablet

A. Keuntungan bentuk sediaan tablet :
  • volume dan bentuk kecil sehingga mudah dibawa, disimpan dan diangkut
  • memiliki variabilitas sediaan yang rendah. keseragaman lebih baik
  • dapat mengandung zat aktif lebih besar dengan bentuk volume yang lebih kecil
  • tablet dalam bentuk kering sehingga kestabilan zat aktif lebih terjaga
  • dapat dijadikan produk dengan pelepasan yang bisa diatur
  • tablet sangat cocok untuk zat aktif yang sulit larut dalam air
  • merupakan sediaan yang mudah diproduksi masal dengan pengemasan yang mudah dan murah
  • dapat disalut untuk melindungi rasa yang tidak enak dari sediaan.
B. Kerugian/ kekurangan bentuk sediaan tablet :
  • beberapa pasien tidak dapat menelan tablet
  • formulasi tablet cukup rumit
  • zat aktif yang hidroskopis mudah untuk rusak
  • kebanyakan tablet yang ada dipasaran tidak menutupi rasa pahit/ tidak enak dari obat

Kapsul (capsulae)


Kapsul atau capsulae adalah sediaan berupa serbuk yang dimasukkan dalam cangkang kapsul atau sediaan cair atau setengah padat yang dibungkus dengan kapsul dasar. Nama resmi dari kapsul adalah capsulae operculate.
Menurut FI III kapsul harus memenuhi syarat :
1. keseragaman bobot
timbang 20 kapsul, untuk bobot rata-rata 120 atau lebih maka tidak boleh terdapat kapsul yang kurang atau lebih 10%
2. waktu hancur
waktu hancur dari 5 kapsul tidak boleh lebih dari 15 menit
Keuntungan kapsul :
  • dengan adanya cangkang dapat menutupi bau ataupun rasa yang tidak enak.
  • tidak diperlukan pewarna (coloris) pengaroma (odoris), maupun perasa (saporis)
  • tidak memerlukan pengisi atau zat tambahan lainnya
  • cepat melepaskan zat berkhasiat dalam lambung
  • bentuknya cukup menarikkarna terbuat dari gelatin maka cangkang kapsul akan mudah dicerna
Kerugian kapsul :
pada kelembaban tinggi kapsul mudah berubah bentuk, dan kelembaban yang rendah bersifat rapuh, sehingga wadah yang baik menggunakan gelas/kaca dan disimpan pada tempat sejuk dan kering.
Penggolongan kapsul
1. kapsul keras
kapsul keras umumnya untuk obat padat atau cair yang tidak mudah rusak, terbuat dari gelatin-ait (12-16%)
2. kapsul lunak/kenyal
kapsul yang terdiri dari cangkang yang terbuat dari gelatin dan air, kekenyalan ditambah dengan sorbitol atau gliserol, biasanya jg mengandung pengawet beta-naftol, kapsul ini biasanya digunakan untuk membungkus vitamin, minyak ikan. berbentuk bulat atau lonjong.
3. kapsul tepung
disebut juga ouwel, dibuat dari air dan amilum, ditambahkan pengawet.
4. kapsul salut enterik
kapsul yang disalut sedemikian rupa agar tidak larut dalam lambung tapi larut dalam usus.

Serbuk (pulvis dan pulveres)


Serbuk dibagi menjadi 2 yaitu pulvis dan pulveres. Menurut FI III serbuk adalah campuran homogen dari dua atau lebih obat yang diserbukkan.

Menurut FI IV, serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian oral maupun topikal. secara kimia-fisika serbuk mempunyai ukuran antara 10.000- 0,1 mikrometer.

Keuntungan / kelebihan bentuk sediaan serbuk :
  • campuran obat dan bahan obat yang sesuai kebutuhan
  • dosis lebih tepat, lebih stabil dari sediaan larutan
  • disolusi/melarut cepat dalam tubuh
  • tidak memerlukan banyak bahan tambahan yang tidak perlu
Kerugiaan serbuk / kekurangan bentuk sediaan serbuk :
  • kurang baik untuk zat obat yang mudah terurai karena kontak dengan udara
  • sulit untuk ditutupi rasanya (tidak enak maupun baunya)
  • peracikannya membutuhkan waktu yang relatif lama
Karakteristik serbuk :
- homogen dan kering, homogenisitasnya dipengaruhi ukuran partikel dan densitasnya/berat jenis
- punya derajat kehalusan tertentu
Pembagian Serbuk
1. Pulvis (serbuk terbagi)
pulvis adalah serbuk yang dapat dibagi dalam bobot yang sama, dibungkus menggunakan kemasan untuk sekali minum, serbuk terbagi boleh dibagi secara visual/penglihatan, maksimal 10 serbuk secara bersamaan. Umumnya serbuk berbobot 0,5 gram, pengisinya laktosa. Penimbangan diperlukan apabila pasien memperoleh dosis 80% dari dosis maksimum untuk sekali atau sehari pakai.
2. Pulveres (serbuk tak terbagi)
Pulveres adalah serbuk yang tidak dapat terbagi untuk pemakaiannya, contohnya serbuk tabur, serbuk gigi dan serbuk effervecent.
Sumber : Farmasetika Dasar



Baca Artikel Yang Lain:
Sterilisasi dan Metode sterilisasi
Pil dan Granul
Serbuk (Pulvis dan Pulveres)
Kapsul (Capsulae)
Keuntungan dan Kerugian Sediaan Tablet

Pil dan Granula

Pil atau pilulae adalah sediaan berbentuk bulat telur, umumnya digunakan secara oral. Pil berasal dari bahasa latin ''pila' yang berarti bola. Menurut farmakope indonesia pil adalah suatu sediaan berupa masa bulat mengandung satu atau lebih bahan padat. umumnya pil bulat berbobot antara 60-300 mg. bobot pengisi dan zat tambahan diperboleh 100-150 mg, umumnya berbobot 120 mg.
keuntungan sediaan berbentuk pil :
- mudah digunakan/ ditelan
- mampu menutupi rasa yang tidak enak
- relatif stabil dibandingkan larutan
- sangat baik untuk sediaan yang dikehendaki penyerapannya lambat
Kerugian sediaan berbentul pil :
- kurang cocok untuk obat yang diharapkan memberi reaksi yang cepat
- waktu absorbsi yang lama

Tahap tahap pembuatan pil :
- pembuatan masa pil
- pemotongan pil
- pembulatan dan penaburan pil
- penyalutan pil

Granula
Granula adalahbutir-butir berbentuk bulat yang memiliki bobot maksimal 30 mg dan jika tidak dinyatakan lain memiliki kandungan zat aktif sebesar 1 mg

Sumber : Farmasetika Dasar



Baca Artikel Yang Lain:
Sterilisasi dan Metode sterilisasi
Pil dan Granul
Serbuk (Pulvis dan Pulveres)
Kapsul (Capsulae)
Keuntungan dan Kerugian Sediaan Tablet

Sterilisasi dan Metode Sterilisasi


Ilmu Farmasi : Artikel ini akan membahas mengenai sterilisasi dan metode sterilisasi atau macam macam sterilisasi, jenis jenis sterilisasi (seterilisasi panas lembab, sterilisasi panas kering, sterilisasi ultraviolet/EM, sterilisasi gas, filterisasi dan sterilisasi pengion/sinar gamma)

Steril adalah kondisi sediaan yang terbebas dari partikel asing non self, tidak terdapat/tercemar mikroorganisme serta memenuhi persyaratan yang menyatakan sediaan tersebut steril. Sterilisasi adalah
tahapan atau proses yang bertujuan sediaan tersebut menjadi steril.
Secara umum metode pembuatan sediaan steril dibagi menjadi 2 : metode sterilisasi akhir dan metode aseptis. Pemilihan metode disesuaikan dengan stabilitas zat aktif, formula dan metode sterilisasi yang digunakan.
1. Metode sterilisasi akhir
Metode sterilisasi akhir merupakan proses sterilisasi yang dilakukan setelah sediaan selesai dikemas, untuk selanjutnya dilakukan sterilisasi, jenis metode sterilisasi yang sering digunakan adalah metode sterilisasi panas lembab menggunakan autoklaf, namun sterilisasi akhir dapat dilakukan dengan berbagai metode (panas kering, filterisasi, EM, pengion, gas, dsb), hal ini tergantung pertimbangan keefektifan, efisiensi, dan ketepatan serta kesesuaian dengan zat-zat dalam sediaan.
2. Cara aseptik
Cara aseptik bukan termasuk metode sterilisasi. Cara aseptik hanya bisa dilakukan khusus untuk zat aktif yang tidak tahan/rusak terhadap suhu tinggi, antibiotik dan beberapa hormon merupakan contoh sediaan dengan perlakuan metode aseptis.
Cara aseptis pada prinsipnya adalah cara kerja untuk memperoleh sediaan steril dengan cara mencegh kontaminasi jasad renik/partikel asing kedalam sediaan. Proses cara aseptisnya adalah melakukan sterilisasi pada semua bahan sediaan (pada awal sebelum pembuatan sediaan) sesuai dengan sifat dari bahan yang digunakan. kemudian dilanjutkan pada proses pembuatan dan pengemasan dalam ruang steril atau didalam laminar air flow untuk mencegah kontaminasi. Pada proses aseptis masih terdapat celah terjadinya kontaminasi, sehingga apabila metode sterilisasi akhir bisa dilakukan maka metode aseptis tidak perlu dilakukan.

Macam Macam Metode Sterilisasi
a. Sterilisasi Panas/thermal
sterilisasi panas merupakan sterilisasi yang dianggap paling efektif, tetapi kelemahannya tidak bisa diaplikasikan pada zat aktif yang tidak tahan panas/rusak karna panas, sterilisasi panas dibagi menjadi 2 :
  • Sterilisasi Panas Lembab : Sterilisasi panas lembab adalah sterilisasi dengan menggunakan uap panas dibawah tekanan berlangsung didalam autoklaf, umumnya dilakukan dalam uap jenuh dalam waktu 30 menit dengan suhu 115 C - 116 C, lama dan suhu tergantung bahan yang disterilisasi, untuk mengetahuinya lihat farmakope indonesia
  • Sterilisasi Panas Kering : metode sterilisasi dengan menggunakan oven pada suhu160-170 C selama 1-2 jam. umumnya sterilisasi panas dilakukan pada jenis minyak, serbuk yang tidak stabil terhadap uap air, dan alat-alat gelas ukur yang tidak digunakan untuk pengukuran (Bukan alat ukur)
b. Sterilisasi Radiasi
Sterilisasi radiasi dibagi menjadi 2 :
  • Radiasi elektromagnetik (EM) adalah sterilisasi menggunakan sinar ultraviolet (UV). sinar UV ini memotong DNA mikroorganisme sehingga ekspresi DNA tidak terjadi. keterbatasannya sterilisasi cara ini hanya bisa bekerja pada permukaan, tidak bisa menembuh bahan padat.
  • Radiasi pengion adalah metode sterilisasi yang menggunakan sinar gamma untuk merusak DNA mikroorganisme, kelebihannya bisa menembus zat padat
c. Sterilisasi Gas
Sterilisasi menggunakan gas etilen oksida, kelemahannya zat ini mudah terbakar, bersifat mutagenik dan toksik, sehingga dikhawatirkan terdapat residu setelah sterilisasi. Pilihan sterilisasi cara gas biasanya pilihan akhir bila zat tidak tahan panas ataupun uap air.
d. Sterilisasi Filtrasi
Sterilisasi yang menggunakan alat khusus yang menggunakan penyaring/filter matriks pori pori tertentu. menggunakan pori pori 10 nm untuk virus dan 0,22 nm untuk bakteri.




Baca Artikel Yang Lain:
Sterilisasi dan Metode sterilisasi
Pil dan Granul
Serbuk (Pulvis dan Pulveres)
Kapsul (Capsulae)
Keuntungan dan Kerugian Sediaan Tablet